SEMARANG (iPOLICENews) – Pandemic Covid-19 yang sejak dua tahun melanda dunia dan khusunya di Indonesia, telah banya memakan korban jiwa dan kerugian ekonomi. beranjak dari keprihatinan tersebut Yayasan Kesehatan Telogorejo, atau yang lebih dikenal Porinti, dan Komunitas Tionghoa Semarang bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyalurkan bantuan untuk anak-anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19.
bantuan tersebut nantinya akana digunakan sebagai biaya pendidikan anak- anak terdampak covid, Bantuan yang diberikan berupa uang tunai sebesar @Rp. 500 ribu kepada 200 anak baik kehilangan ibu atau bapak, bahkan kehilangan kedua orang tuanya (yatim piatu).
Secara simbolis penyerahan bantuan tersebut diadakan di Balai Kelurahan Karangayu, Semarang Barat. Hadir pada acara tersebut Walikota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi), Ketua Yayasan Kesehatan Telogorejo, Dr. Koesbintoro Singgih, MM, Sekjen Perkumpulan Pengusaha Tionghoa (Perpit) Jateng, Gianto atau Wang iezhong, Porinti, Yoga dan Koordinator Komunitas Tionghoa, Harjanto Halim.
Dr. Koesbintoro Singgih, MM mengatakan, pihaknya bersama komunitas Tionghoa memberikan bantuan biaya pendidikan untuk anak-anak baik yatim, piatu maupun yatim piatu.
“Kami sangat konsen kepada anak-anak, karena mereka adalah masa depan kita. Kami tidak ingin anak-anak ini putus sekolah, demi kemajuan negeri ini. Minimal kami membantu pendidikannya,” ungkap Singgih kepada awak media, Jumat (13/8/2021).
Menurut Singgih, kegiatan ini merupakan bentuk nyata, bentuk gotong royong untuk masyarakat yang membutuhkan. “Gotong royong ya bentuknya seperti ini, ada yang membutuhkan ya kita bantu,” tandasnya.
Hendi yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan, bahwa Pemkot Semarang bersama sejumlah pengusaha menyalurkan bantuan untuk 407 anak berupa biaya pendidikan @Rp. 500 ribu ditambah paket sembako.
Hendi mengatakan, sebelumnya Pemkot Semarang sudah mendata ada 407 anak yang kehilangan orang tua. “Kami menjalankan kegiatan ini sebagai wujud kepedulian pemerintah, dan atas saran pak Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo untuk mendata anak yang ditinggal orang tuanya karena Covid-19.
Dari jumlah 407, 200 diantaranya merupakan bantuan dari pengusaha. Menurutnya melalui konsep-konsep bergerak bersama ini, akan terus dikembangkan, terutama dalam penanganan Covid-19.
“Tidak berhenti di sini saja, bagi anak-anak yang sekolah swasta mau pindah negeri akan kita bantu, atau sebaliknya anak-anak yang sudah nyaman di sekolah swasta, akan kami bantu mencarikan beasiswa,” sambungnya.
Menurut Hendi, untuk anak-anak yang masih panjang jangkauan perjalanan hidupnya bisa disuport melalui pendidikannya.
Harjanto Halim selaku Koordinator Komunitas Tionghoa mengaku tergerak setelah membaca berita di koran, jika Pak Walikota mendatangi seorang anak yang menjadi yatim piatu.
“Kami sangat sedih. Kami ingin bantu agar anak-anak mendapat perhatian sehingga bisa melalui masa-masa sulit ini. Mereka adalah generasi penerus bangsa dan solidaritas ini sangat pas menjelang Hari Kemerdekaan,” tuturnya. (Nn)