Walhi Dukung Program Polda Jateng Mageri Segoro Berlanjut

SEMARANG (iPOLICENews) – Upaya Polda Jateng dalam penyelamatan lingkungan pantai dan pemulihan ekonomi masyarakat pesisir mendapat respon dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah.

Direktur Walhi Jateng, Fahmi Bastian memberikan respon positif upaya penanaman sejuta mangrove yang dilakukan Polda Jateng melalui program Polda Jateng Mageri Segoro.

Penanaman mangrove, menurut Fahmi, mempunyai manfaat luas baik untuk lingkungan maupun masyarakat. Hutan mangrove mampu membantu menahan abrasi pantai dan menghidupkan ekosistem di sekitar pantai. Selain itu, mangrove mampu menyerap karbon akibat dampak transportasi dan industrialisasi di kawasan pantura.

Di sisi ekonomi, kawasan mangrove dapat dijadikan eko wisata dan wisata edukasi. Hutan mangrove juga menjadi sasaran nelayan mencari ikan karena banyak ikan kecil yang berlindung di area mangrove untuk menghindari serangan predator.

“Ada beberapa jenis mangrove yang hasilnya dimanfaatkan untuk kepentingan komersial,” ungkap Fahmi, Minggu (10/10/2021).

Fahmi menyoroti sejumlah krisis ekologi di Jawa Tengah, diantaranya penurunan tanah yang terjadi Kota Semarang dan Pekalongan, serta krisis mundurnya garis pantai di pesisir Demak.

“Kalau Semarang dan Pekalongan itu karena eksploitasi air tanah untuk industri maupun warga. Sedangkan abrasi Demak diakibatkan abrasi dan modernisasi kawasan sekitar,” ungkapnya.

Terkait upaya Polda Jateng melakukan penanaman mangrove di 13 Polres, Fahmi berharap ada tindak lanjut yang kongkrit dari semua pihak.

“Pengamanan kawasan mangrove bisa dilakukan Polri melalui patroli rutin maupun Bhabinkamtibmas. Disamping patroli lingkungan, Bhabinkamtibmas bisa memberdayakan masyarakat sekitar untuk ikut menjaga serta pelestarian kawasan mangrove,” tandasnya.

Menurut Fahmi, perlindungan dan pelestarian kawasan mangrove juga membutuhkan regulasi dari pemerintah, khususnya pemerintah daerah tingkat dua.

“Sebetulnya ada peraturan gubernur tentang pelestarian kawasan mangrove. Aturannya jelas, tinggal menambahi penguatan aturan tersebut dalam bentuk Peraturan Bupati atau kota lainnya. Termasuk implementasinya di lapangan,” tambahnya.

Fahmi mengamati terdapat sejumlah daerah yang dulunya kawasan mangrove namun berubah menjadi area tambak. Hal ini menurutnya berpengaruh terhadap lingkungan sekitar.

Terkait tanggapan Fahmi Bastian, Kapolda Jateng melalui Kabidhumas, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan bahwa pihaknya mempunyai satuan Polair dan sejumlah satuan lain termasuk para Bhabinkamtibmas yang bertugas di kawasan pesisir, yang akan memberdayakan pengawasan kawasan pantai, termasuk pelestarian lingkungan mangrove.

Program Polda Jateng Mageri Segoro sendiri, dijadwalkan akan dilaunching Kapolda pada 12 Oktober mendatang yang dipusatkan di Desa Bendono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.

Tak hanya stakeholder terkait, Polda Jateng juga menggandeng akademisi, aktivis lingkungan dan komunitas masyarakat bahari. (Nn)

Halaman ini telah dilihat: 11 kali
Mari berbagi:

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *