SEMARANG (iPOLICENews) – ‘Kadal Menek’ merupakan agenda rutinan yang digelar tiap tahun oleh Karang Taruna Tunas Muda (KTTM) Kelurahan Krapyak yang dikemas dalam pegelaran seni dan budaya. Tahun ini, event dihelat di Jalan Subali VII, Krapyak, Semarang Barat, Kota Semarang pada Minggu (14/11) malam. Pada pagelaran seni dan budaya ini panitia mengusung tema “Arundaya Asirwanda”.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, perhelatan ini diketahui kembali digelar setelah vakum selama dua tahun akibat virus Covid-19 yang melanda di Indonesia khususnya Kota Semarang. Biasanya, event ini dihelat tiap 3 bulan sekali sebagai pra Festival Grebeg Subali. Festival event tahunan dan terbesar di wilayah Kelurahan Krapyak.
Dalam pagelaran ini selain diinisiasi oleh KTTM Kelurahan Krapyak. Mereka juga gandeng beberapa elemen. Diantaranya, masyarakat Kelurahan Krapyak, Hysteria, Peka Kota, Komunitas Lintas Seni dan Budaya yang ada di Kota Semarang.
Kemudian event tahun ini dikonsep menjadi beberapa rangkaian acara yang dimulai sejak pagi hingga malam hari. Pada pagi dan sore hari dilakukan Workshop Wayang Gaga atau wayang suket yang langsung diberikan oleh Deni Komunitas Wayang Gaga dari Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
Setelah itu, Workshop Menulis Zine dipimpin oleh Zine Maker Debby Selviana dan diikuti oleh anak-anak dan remaja di wilayah Kelurahan Krapyak.
Rangkaian acara pada malam hari, panitia menyuguhkan screening film yang ditutup dengan penampilan musik diisi oleh beberapa musisi Semarang. Seperti Bhakta Murti, Pohom Sardjono, dan RA.
Ketua KTTM Krapyak Ulfa Izetti mengatakan, awal mula nama Kadal Menek berasal dari sebuah sanggul atau tata rambut tradisional Keraton Solo. Soalnya, pola lengkungan rambut yang bergelombang ke atas mengibaratkan seperti pola jalan seekor kadal yang memiliki filosofi tinggi tentang kehidupan, maka disimpulkan mengandung semangat optimis.
“Pola itu berarti kadal bisa bertahan hidup dengan caranya sendiri. Sebabnya kami mengartikan sebagai anak muda harus selalu memiliki akal untuk berjuang mengatasi setiap rintangan saat mengahadapi era modernisasi saat ini,” kata Ulfa usai acara, Minggu (14/11/2021) malam.
Sementara itu, Ketua Panitia Kadal Menek, Yosua Ajie Pambudi menjelaskan pihaknya mengusung tema Arundaya Asirwanda berasal dari bahasa Jawa kuno. Misalnya kata Arundaya memikiki arti matahari terbit dan Asirwanda yang berarti berkah dan doa.
“Pagelaran Kadal Menek ini juga merupakan jawaban doa dan berkah bagi teman-teman yang sudah merindukan untuk berkegiatan di kampungnya, khususnya para pemuda yang berada di wilayah kelurahan Krapyak ini,” jelasnya.
Ia menuturkan, pagelaran yang digelar tahunan ini sebagai dedikasi untuk membangun kehidupan masyarakat kota lebih baik.
“Acara ini digagas dalam upaya membangun ketahanan budaya sekaligus memperkokoh solidaritas sesama anak bangsa di Negeri ini,” imbuhnya. (DK)