SEMARANG (iPOLICENews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menggelar apel kesiapsiagaan bencana di halaman Balaikota Semarang. Hal itu bertujuan upaya mantisipasi bencana saat musim penghujan di Kota Semarang. Dalam apel itu, Pemkot Semarang menggandeng seluruh unsur baik dari Kodim, Lanal, Denpom, BNPB, BPBD, Dishub, Polrestabes, dan beberapa unsur lainnya mengikuti apel kesiapsiagaan bencana.
Dari persiapan, Pemkot menambahkan peralatan 500 hand talky (HT) untuk memudahkan komunikasi saat terjadi bencana. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyampaikan, peralatan kesiapsiagaan bencana sama seperti tahun lalu. Namun ada penambahan alat komunikasi berupa tiga HT di tiap kelurahan yang ada di Kota Semarang.
“Itu digunakan koordinasi kami melalui Babinsa, Babinkamtibmas, dan pihak kelurahan. Peralatan dengan sampai hari ini sama dengan tahun-tahun yang lalu. Masing-masing instansi siap, tapi kita tambahkan lagi kuatan peralatan yaitu HT untuk bisa berkominikasi, karena terbukti lebih efektif. Jika dibandingkan handphone harus cari-cari nomor dan kemudian ada sinyal atau tidak. Kalau ht saya rasa 24 jam bisa dipakai untuk memberi info,” kata Hendi sapaan akrab Wali Kota Semarang usai memimpin apel kesiapsiagaan bencana, Selasa (16/11/21).
Ia menuturkan, Pemkot perlu langkah kesiapsiagaan untuk memberikan rasa tenang terhadap masyarakat dalam rangka penanganan bencana. Dan saat ini, pemerintah bersama stakeholder lainnya sudah mempersiapkan antisipasi segala kemungkinan terjadi bencana. Tetapi, kata dia, perlunya kerjasama masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana saat musim penghujan di Kota Semarang. Harus saling kompak terkait informasi dan kondisi lingkungan.
“Masyarakat juga harus terlibat aktif untuk melaporkan termasuk menjaga lingkungan yang sering kali muncul di hujan-hujan satu dua kali kemarin. Sering kali yang terjadi di lapangan, tertutupnya pompa oleh sampah. Saya meminta masyarakat disiplin membuang sampah pada tempatnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hendi berharap, jika masyarakat tertib dalam membuang sampah pada tempatnya itu akan membuat pompa bisa berjalan dengan efektif dan saluran air ikut berjalan baik. Cara ini dinilai memudahkan pemerintah bekerja dalam mengatasi persoalan bencana khususnya daerah yang memiliki potensi banjir.
“Titik rawan kan sudah selalu dipetakan dan belajar dari pengalaman. Titik longsor pasti wilayah-wilayah yang ada di daerah atas seperti Lempong Sari, Candisari, Tegal Sari dan seterusnya. Sedangkan banjir di wilayah bawah, Kaligawe, Genuk, Muktiharjo Kidul, dan seterusnya. Ruas-ruas itulah yang kita gencar melakukan edukasi kepada masyarakat saat musim hujan, mereka harus juga mengawas diri,” jelasnya.
Selain itu, Hendi mengungkapkan Pemkot sudah membentuk Kampung Siaga Candi Hebat saat kasus Covid-19 mengalami naik signifikan. Kampung ini digunakan untuk penanganan pandemi Covid-19. Maka dari itu, ia meminta para lurah menghidupkan kembali Kampung Siaga Candi Hebat.
“Ini bisa diaktifkan lagi karena disitu (Kampung Siaga Candi Hebat) ada ketahanan pangannya, ada juga keberadaan teman-taman tenaga kesehatan, dan pasti ada beberapa yang memiliki nilai lebih saat di wilayah situ terjadi banjir atau tanah longsor. Logistiknya kita siap, dinas sosial siap hingga tahan pangan juga siap soal logistik tidak ada masalah,”paparnya. (DK)