BREBES (iPOLICENews) – SMK Muhammadiyah 1 Bumiayu (Mutubumi) Kabupaten Brebes, Jateng mendeklarasikan diri sebagai sekolah ramah anak dan anti perundungan.
Dalam acara apel deklarasi Perundungan yang dilakukan di GOR Sekolah, Pagenjahan Bumiayu hadir Camat Bumiayu Eko Purwanto, Danramil Kapten ARM Jupriyadi, Kapolsek AKP Heri Riyanto SH, Kepala SMK MUTUBUMI Fais Hanani, Ketua Muhamadiyah Cabang Bumiayu Drs Sukmono, Atlet peraih paparnas mendali emas dari kecamatan Bumiayu Shobari dan Yohan Rate Azis, serta para guru dan pelajar MUTUBUMI. ( 23/11)
Dalam sambutannya, Kepala SMK MUTUBUMI Fais Hanani mengatakan, untuk membentuk agen perugahan perlu proses yang panjang.
“Alhamdulillah melalui proses panjang, SMK Mutubumi telah terbentuk agen perubahan di sekolah kami,” kata Kepala SMK Mutu Bumi Faiz Hanani.
Siswa yang menjadi agen perubahan tersebut sebanyak 30 siswa.
Faiz menambahkan, pembentukan agen perubahan tersebut dalam rangka SMK Mutubumi zero perundungan.
Komitmen zero perundungan dan ramah anak tidak hanya dilakukan dikalangan internal SMK Mutubumi saja, tetapi juga peduli dengan lingkungan sekitar sekolah, yakni dengan memberikan penghargaan kepada Sobari, atlit renang peraih medali emas pada event Pekan Paralimpik Nasional (Papernas) XVI Papua 2021 dan Yofan yang juga berprestasi diajang yang sama.
Kedua orang berprestasi tersebut merupakan warga di sekitar SMK Mutubumi yang kebetulan keduanya penyandang disabilitas.
“Sebagai entitas pendidikan, kami SMK Mutubumi memberikan beasiswa kepada Sobari untuk melanjutkan sekolah ke jenjang Sekolah Menengah Atas,” ungkap Faiz.
Sementara kepada Yofan, SMK Mutubumi juga memberikan apresiasi kepada warga sekitar sekolah yang kebetulan penyandang disabilitas dan memiliki prestasi dikancah nasional itu.
“Pemberian penghargaan kepada disabilitas berprestasi ini selaras dengan menyongsong Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember 2021 mendatang,” ucap Faiz.
Faiz berharap, kegiatan deklarasi yang dibingkai dalam Root Day ini dapat menjadi inspirasi dan memotivasi, sekaligus membuat komitmen bersama antar stackholder SMK Mutubum pada khususnya.
Salah seorang siswa SMK Mutubumi yang juga agen perubahan, Doni Adi Prayoga mengatakan, dengan adanya agen perubahan ia bisa mencegah tindakan yang mengarah pada pembulian.
“Kami lakukan ini agar sekolah kita tidak ada lagi pembulian atau perundungan,” kata Doni.
Pemerhati anak yang juga fasilitator Root Day, Kak Rozak mengatakan, deklaras sekolah anti pendurungan ini diharapkan mampu mengurangi perundungan yang ada di sekolah terutama ditingkat SLTP dan SLTA.
“Terkait Hari Disabilitas pada 3 Desember nanti, kaum disablitas juga punya hak yang sama, hak untuk dilindungi,” kata Kak Rozak. (AL)