SEMARANG (iPOLICENews) – Kebutuhan digitalisasi sangat diperlukan di zaman modern saat ini. Untuk itu, masyarakat khususnya kawula muda dalam berinternet harus bijak dan cerdas melalui digital safety.
Hal itu diucapkan oleh Wakil Ketua Pimpinan Satuan Karya (Pinsaka) Milenial Kwarda Jateng, Sukma Wahyu Wardono usai memaparkan sebagai pembicara di acara Netizen Fair 2021, Rabu (24/11/21) malam.
Ia mengatakan, digital safety perlu diterapkan kepada penggunaa internet supaya aman dalam bermain digitalisasi. Bertujuan untuk memahami batasan-batasan, aturan, dan undang -undang ITE.
“Digital safety untuk mencegah sesuatu berita hoax atau fitnah atau mungkin yang berhubungan dengan pidana, kita harus berhati -hati dalam berinternet. Lebih bagaimana literasi masyatakat Indonesia bisa paham digital safety di dunia internet dengan baik,” katanya.
Ardho sapaan akrabnya itu menceritakan, Kwarda Jateng sudah memiliki Saka Millenial yang dicetuskan oleh Gubernur Jawa Tengah. Menurutnya, Saka Millenial ini sebagai ajang anak muda untuk berkontribusi di dunia literasi digital.
“Itu ujung tombaknya literasi, anak -anak muda akan bisa memberikan literasi di linkungan paling kecil seperti keluarga dan sekitar kita. Jika semua pramuka di Jateng sudah menerapkan di lingkungan paling kecil bisa menuntaskan ketakutan atau kelemahan literasi Indonesia,” ungkap Ardho.
Lebih lanjut, ia menuturkan sejak pandemi melanda membuat kegiatan berpramuka dialihkan melalui secara daring. Sehingga, pihaknya berinovasi membuat sistem teknologi untuk dimanfaatkan oleh rekan -rekan pramuka.
“Kami memiliki dashboard ini buat siapkan peserta pramuka untuk memilih kegiatan secara online. Setiap kegiatan mendapatkan poin. Di semua kegiatan sudah tersaji melalui dashboard karena pandemi awal sebelum level 1 sangat dilarang untuk tatap muka, pramuka di Jateng lebih banyak membuat kegiatan daring dengan berbeda laiinya. Bertujuan untuk anak -anak pramuka tetap tertarik dengan cara tersebut,” ungkapnya.
Menariknya, Ardho menjelaskan pramukanya sudah memiliki duta humas yang akan memberi edukasi kepada anak anak muda terkait penggunaan internet yang baik. Selain itu, kata dia, penggunaan internet efektif tidak efektif yakni bergantung pada masing -masing individu digunakan secara produktif atau tidak.
“Di era digitalisasi digunakan positif, masih Bagus. Jika digunakan penipuan penyebar hoax ini yang tidak baik. Apalagi dunia digital sekarang terekam semua, tapi enggak tahu kedepan sangat bermafaat atau tidak. Misalnya youtuber, dulu dianggap hal biasa tapi ketika sudah memiliki subscriber banyak, itulah yang bermanfaat,”ucapnya.
Harapan Ardho, di zaman serba canggih ini sudah saatnya masyarakat melek digitalisasi dengan baik dan cerdas.
“Di era terbuka saat ini jika masyarakat tidak berliterasi tidak baik secara digital akan rugi dari sisi ekonomi, pengembangan teknologi, berbudaya teknologi. Semua aspek itu ada digital, jika tidak literasi dengan baik kedepann akan ketinggal. Minimal berliterasi diri sendiri dan literasi di lingkungan sekitar,”paparnya. (DK)