SEMARANG (iPOLICENews) – Ibu Kota Jawa Tengah kembali menggelar Semarang Introducing Market yang digelar ke-9 kalinya. Event tahunan ini tertunda karena kasus Covid-19 di wilayah itu meningkat.
Menariknya, dari sekian puluhan stand dari berbagai koperasi dan UMKM, kelompok disabilitas ikut memeriahkan acara tersebut yang dihelat di Klenteng Sam Poo Kong Semarang, Jumat (26/11/21). Acara tersebut diselenggarakan selama tiga hari sejak tanggal 26 hingga 28 November 2021.
Diketahui, event ini dihadiri oleh Walikota Semarang, perwakilan organisasi perangkat daerah, Bank Jateng, dan yayasan Sam Poo Kong. Semarang Introducing Market dilaksanakan selama tiga hari, yaitu 26 – 28 November 2021.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Bambang Suranggono mengatakan, event ini berdasarkan terbentuknya forum gerai kopimi atau gerakan terintegrasi masyarakat koperasi dan usaha mikro di Kota Semarang.
Dari situ, pihaknya memberikan pembinaan kepada seluruh koperasi dan pelaku usaha mikro. Semarang Introducing Market, menurutnya salah acara puncak dari pembinaan dari dinasnya. Sehingga bertujuan untuk meningkatkan daya ekonomi para pelaku UMKM di Kota Lumpia ini.
“Event itu sebagai pemulihan ekonomi pasca pandemi di Kota Semarang melalui usaha kecil menengah menjadi semakin baik pertumbuhannya dan membangkitkan ekonomi dan pariwisata,” kata Bambang Suranggono, Jumat (26/11/2021) malam.
Ia menjelaskan, event tersebut dibagikan menjadi sepuluh klaster, yaitu klaster olahan pangan, klaster rajut, klaster kriya, klaster ovop (one village one product), klaster fashion, dan klaster pariwisata.
Selain itu, kata Bambang, menyediakan fasilitas khusus kelompok disabilitas. Sebab, fasilitas ini diterapkan setelah Kota Semarang baru saja menyelenggarakan Festival HAM dengan mengusung inklusi.
“Kelompok disabilitas dengan berbagai upayanya juga termasuk dalam target pemulihan ekonomi nasional,” jelasnya.
Sementara itu, Bintoro selaku anggota Komunitas Difabel Semarang (Kondang) mengaku ia bersama rekan-rekannya telah mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Sebabnya, Pemkot Semarang sudah sering melibatkan usaha mereka baik melalui Dinas Koperasi dan UMKM maupun Dinas Kesehatan.
“Kami sering dilibatkan dalam kegiatan ekspo UMKM. Selain itu, izin pangan industri rumah tangga (PIRT) dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) diberikan kemudahan untuk mengurus dari Pemkot,” ucapnya.
Di sisi lain, ia menyoroti kepada Pemkot Semarang ketika ada event seperti ini seharusnya ada akses untuk kelompok difabel. Meskipun peran pemerintah kepada kelompoknya dinilai sudah cukup bagus.
“Peran pemerintah sudah cukup bagus. Namun saya meminta kepada pemerintah saat event seperti ini memberikan akses jalan khusus kelompok disabilitas. Pasalnya jalan yang licin, tergenang air hingga paving blok yang tidak merata menjadi kendala dalam mobilitas kelompok difabel yang hadir,” keluhnya. (DK)