BOYOLALI (iPOLICENews) – Puncak festival Tungguk Tembakau di depan makam Gunungsari, Desa Senden, Kecamatan Selo, Boyolali, kembali digelar. Agenda budaya yang sempat terhenti dua tahun karena pandemi Corona tersebut dihadiri ribuan orang, termasuk Bupati Boyolali M. Said Hidayat.
Seusai melakukan ritual Tungguk Tembakau, Bupati Said melanjutkan acara dengan meresmikan acara dengan memetik 17 helai daun tembakau di kebun milik petani.
Setelah itu, gunungan tumpeng tembakau dan tumpeng nasi dikirab dari makam Gunungsari menuju Dusun Ngargosari yang jarak kurang lebih 800 meter.
“Harapan ke depan dengan adanya kegiatan ini maka petani tembakau di Desa Senden, Kecamatan Selo ini akan mendapatkan hasil panen yang benar-benar baik sehingga akan meningkatkan kesejahteraan para petani tembakau serta dapat meningkatkan pertanian disektor lain, sesuai apa yang diharapkan para petani,” harapnya, Kamis (4/8).
Kepala Desa Senden, Sularsih menjelaskan bahwa perayaan tumbuk tembakau yang meriah tersebut tidak lepas dari dukungan panitia, Gabungan Kelompok Tani serta warga Desa Senden.
“Masyarakat merasa bangga, acara Tungguk Tembakau mendapat dukungan dari Pemerintah kabupaten. Bila beberapa tahun sebelumnya, masyarakat hanya dapat merayakan di rumah masing-masing maka saat ini sudah dikelola dan dikemas sebagus mungkin di Desa Senden,” kata Sularsih dalam sambutannya, Kamis (4/8).
Sularsih berharap ke depan masyarakat bisa melestarikan kegiatan turun temurun ini. Sehingga masyarakat dapat lebih makmur dan lebih berkah rejekinya.
“Mudah-mudahan, Tumbuk Tembakau hari ini akan membawa berkah bagi kami sehingga masyarakat lebih makmur dan lebih sejahtera,” kata Sularsih.
Sularsih juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Boyolali yang telah memberi bantuan mesin rajang. Mesin tersebut akan memperlancar masyarakat dalam merajang tembakau yang sebelumnya masih manual.
“Itu menguras tenaga, menguras biaya, akhirnya sekarang meringankan beban masyarakat,” ucapnya
Selain bantuan mesin rajang, Desa Senden juga mendapat bantuan mesin roda tiga meski belum semua kelompok tani mendapatkan jatahnya.
Berkaitan dengan tembakau, Sularsih juga menyampaikan inisiatif dari warga, khususnya petani tembakau untuk pengadaan gudang tembakau di Boyolali.
“Karena untuk sementara ini, masyarakat cukup banyak mengeluarkan biaya transportasi, dengan menjualnya sampai ke temanggung dan Parakan. Masyarakat merasa terlalu jauh, menguras tenaga, dan terlalu besar biaya transportasi” pungkas Sularsih. (YD)



