Harga Tepung Melambung Tinggi, Pedagang Menjerit

BOYOLALI (iPOLICENews)– Harga tepung terigu melambung hingga tembus Rp259 ribu-Rp 265 ribu per sak isi 25 kilogram atau naik Rp60 ribu per sak. Hal ini berimbas pada harga produk olahan dari tepung terigu yang ikut naik.

Seorang distributor tepung terigu (YL) di Pasar Sunggingan, Boyolali Kota mengatakan kenaikan harga tepung terigu sudah terjadi sejak sebulan lalu dan saat ini, harga tepung terigu mencapai Rp259 ribu per sak dari harga normal Rp195 ribu per sak. Bahkan beredar kabar di antara pedagang bahwa tepung terigu diperkiran akan naik hingga Rp300 ribu per sak.

“Naik sekitar sebulan lalu dan bertahap. Harga ini sudah paling mahal. Ada isu bakal naik lagi. Meski penjualan masih normal, tapi banyak juga yang protes. Apalagi di sini yang beli rata-rata UMKM makanan. Antara lain penjual gorengan, kerupuk, dan mi ayam,” ujarnya, Jumat (12/8).

Hal ini berimbas pada pembeli mereka mengurangi pembelian tepung terigu hingga separonya. Saat harga tepung terigu normal dia bisa menjual 100-200 sak tepung terigu tiap bulannya.

“Sekarang nggak berani stok banyak, karena terigu nggak tahan lama. Bisa ada kutunya jika disimpan terlalu lama, jadi yang penting ada stoknya saja.” Imbuhnya.

KRD, produsen mi di Kampung Koplak, Siswodipuran, Boyolali Kota. Begitu harga terigu meroket, dia harus menyesuaikan. Sebab, tepung terigu merupakan bahan baku utama mi buatannya. Sejak beberapa bulan terakhir, mi produksinya naik dari Rp10 ribu per kilogram menjadi Rp13 ribu per kilogram.

“Kami mengikuti saja. Ketika harga tepung terigu naik, harga jual mi juga naik. Walaupun kenaikannya tidak sesuai dengan kenaikan bahan baku. Kami ambil untung sedikit, karena kalau nggak naik, ya kami yang rugi,” terangnya.

Ditambahkan Kirdi, harga tepung terigu pada Oktober 2021 senilai Rp 175 ribu per sak. Setelah itu, naik bertahap hingga tembus Rp265 ribu per sak. Kareka kenaikannya cukup tinggi, dia membuat pengumuman kenaikan harga mie meski ada juga yang keberatan, penjualan mi tetap lancar.

“Terigu disimpan hanya tahan dua bulan. Lebih dari itu, rata-rata muncul kutunya. Makanya kami nggak berani stok banyak. Kasihan juga pelanggannya kalau pakai tepung lama,” terangnya. (YD)

Halaman ini telah dilihat: 29 kali
Mari berbagi:

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *