BREBES (iPOLICENews) – Pemerintah Kabupaten Brebes memastikan bahwa pesantren di Kabupaten Brebes tidak hanya menjadi tempat belajar agama, tetapi juga menjadi rumah kedua yang aman, nyaman dan ramah bagi anak-anak santri. Demikian untuk mencegah tindak kekerasan maupun perundungan (bullying) yang masih menjadi ancaman di lingkungan pesantren.
Hal tersebut disampaikan Bupati Brebes Hj Paramitha Widya Kusuma SE MM dalam sambutannya yang dibacakan Kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Caridah saat membuka Halaqah Pesantren Ramah Anak rangkaian Peringatan Hari Santri Nasional PCNU Kabupaten Brebes, di Aula Islamic Center Brebes, Senin (27/10/2025).
“Di pesantren karakter mereka ditempa, akhlak mereka dibina, dan cita-cita mereka diarahkan menuju masa depan yang gemilang. Sudah sepatutnya kita melindungi para santri,” ucap Bupati Brebes.
Paramitha menyampaikan, halaqah menunjukkan komitmen NU dalam mendorong penguatan kapasitas pesantren agar mampu menjalankan fungsi pendidikannya dengan lebih baik, sekaligus memperkuat sistem perlindungan anak di lingkungan pendidikan keagamaan. Begitu pula Pemkab Brebes berkomitmen untuk terus mendukung setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan pesantren, termasuk dalam penerapan prinsip ramah anak.
“Kami meyakini bahwa pesantren yang ramah anak akan melahirkan generasi santri yang tidak hanya cerdas spiritual dan intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial serta rasa kasih terhadap sesama,” katanya.
Paramitha mengingatkan, bahwa santri bukan hanya penjaga nilai-nilai agama dan moral bangsa, tetapi juga agen perubahan yang berperan aktif dalam membangun peradaban dunia yang damai, berkeadilan, dan berkemajuan. Menurutnya, halaqah dengan fokus pesantren ramah anak menjadi sangat penting.
“Pesantren selama ini telah menjadi lembaga pendidikan yang menanamkan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan. Namun di era modern ini, pesantren juga dituntut untuk semakin adaptif terhadap tantangan zaman, termasuk dalam hal perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak,” pungkasnya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Brebes KH Sholahudin Masruri berharap, masyarakat khususnya Majelis Wakil Cabang (MWC) NU dapat mensosialisasikan bahwa pesantren itu adalah tempat karakter building atau pendidikan karakter yang sesuai-sesuai dengan beberapa kearifan lokal yang di telah disuritauladani oleh para kiai.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al Bukhori Tanjung KH Hudalloh Karim mengatakan, halaqah dimaksudkan untuk memperkenalkan pesantren yang ramah anak dan ramah santri. Namun di luar masih ada isu-isu yang mengatakan pesantren kurang ramah anak
“Kita ingin menepis ketika ada isu-isu di luar bahwa di pesantren ada tindakan bullying, karena ternyata kenyataannya di pesantren ada pendidikan karakter, intinya itu,” jelas KH Hudalloh sekaligus narasumber halaqah.
KH Hudalloh berharap, hasil dari halaqah supaya bisa direalisasikan di tengah masyarakat, sehingga bisa saling menghormati. Kemudian satu dengan yang lain juga saling mengisi kekurangan.
“Mudah-mudahan keterikatannya menjadi bagus, persatuannya semakin bisa mewarnai pembangunan di Indonesia dan khususnya Brebes,” pungkasnya.
( Alex/IPN )



