SEMARANG (iPOLICENews) – Dalam legenda disebutkan bahwa Nyi Blorong digambarkan sebagai sosok ular berkepala manusia. Dari bagian pinggang ke atas, ia berwujud wanita yang sangat cantik, dan bagian bawah badannya berwujud ular.
Menurut ceritanya, Nyi Blorong merupakan panglima perang terkuat Kanjeng Ratu Kidul, yang menguasai Pantai Selatan Jawa, dan diyakini bisa dijadikan untuk meminta kekayaan (pesugihan).
Bahkan menurut kepercayaan masyarakat, Nyi Blorong merupakan penguasa keraton pantai selatan yang memiliki kesaktian dan pengikut bangsa jin maupun makhluk halus lainnya.
Konon, Nyi Blorong juga mencari pengikut dari kalangan manusia yang disesatkan melalui pesugihan untuk dijadikan sebagai budak-budaknya.
Ada juga mitos, setiap Nyi Blorong datang, ia akan meninggalkan kepingan emas dari sisik-sisik di tubuhnya, di tempat orang yang meminta pesugihan.
Namun, pesugihan Nyi Blorong membutuhkan tumbal arwah manusia yang meminta pertolongan padanya.
Nyi Blorong dan Nyi Roro Kidul pada dasarnya adalah sama, yakni sama-sama diyakini menguasai Laut Pantai Selatan. Meski demikian, banyak yang meyakini jika derajat Nyi Roro Kidul berada di atas Nyi Blorong.
Meski banyak kontroversi terhadap asal-usul dari kedua wanita tersebut, yang pasti, salah satu mitos yang diyakini tentang wanita ini adalah bisa membuat seseorang menjadi kaya raya secara tiba-tiba.
Namun ada pula mitos pantangannya, dimana jika seseorang itu bersiul ditempat yang dijaga (ditunggu) Nyi Blorong, orang tersebut akan dimakan oleh Nyi Blorong karena dianggap telah menantangnya.
Untuk membuktikan mitos pantangan tersebut, Komunitas Semarangker (Semarang Angker-Red) menjelajah di sebuah gedung mangkrak bekas pabrik rokok yang konon mitosnya dijaga oleh Nyi Blorong.
Konon, di gedung bekas pabrik rokok tersebut mitos pantangannya tidak boleh bersiul dalam gedung karena dianggap menantang Nyi Blorong.
Ketua Komunitas Semarangker, Pamuji Yuono seperti biasanya selalu melanggar mitos pantangan yang dilarang, asalkan tidak melanggar norma-norma yang ada.
“Kami selalu melanggar pantangan dari mitos tersebut. Dan kami mencoba bersiul beberapa kali. Tapi nyatanya tidak terjadi apa-apa,” kata Pamuji kepada INDONESIANPOLICENews.ID, Senin (27/12/2021).
Namun saat dirinya menjelajah dalam gedung mangkrak tersebut, Pamuji mengaku mencium bau wangi saat berada di kamar mandi yang lama tidak terpakai itu. Dirinya juga sempat mendengar suara ular mendesis yang berjalan di atas pasir.
Menurut Pamuji gaib itu ada namun harus disikapi dengan smart n wise (cerdas dan bijak).
“Kita jangan takut pada setan, tapi takutlah kepada Tuhan yang menciptakan semesta ini. Karena semua yang terjadi adalah kehendaknya,” ujar Pamuji.
Menurut Pamuji, mitos jika bersiul di tempat yang ditunggu oleh Nyi Blorong akan dimakan itu tidak benar.
“Tidak ada penampakan, mitos jika bersiul di tempat yang ditunggu Nyi Blorong katanya akan dimakan juga tidak benar. Masyarakat harus menyikapinya dengan smart n wise (cerdas dan bijak),” tandasnya. (Nn)




Maju terus semarangker