Gaguk Sosok Kades Kalisari Malang Yang Salurkan Gajinya Untuk Perbaikan Aset Desa

MALANG (iPOLICENews) – Gaguk dikenal sederhana oleh sebagian besar masyarakat Desa Kaliasri, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang Jawa Timur.

Saat menjabat sebagai kepala desa (Kades), Gaguk dikabarkan tidak mengambil gajinya. Dikonfirmasi terkait hal ini, Gaguk enggan menjawab detail. Ia menyarankan agar mencari jawaban tersebut kepada warga Desa Kaliasri sendiri.

Rosidin, warga Desa Kaliasri saat ditemui membenarkan kalau Gaguk tidak mengambil gajinya sebagai kepala desa. Rosidin mengaku berteman baik dengan Gaguk sehingga mengetahui sifatnya.

Menurut Rosidin, Gaguk adalah sosok pekerja keras. Ia mengemban amanah sebagai kepala desa dengan penuh tanggung jawab. Hal itulah yang membuat masyarakat Desa Kaliasri senang dipimpin Gaguk,”ungkapnya.

Anggota Badan Permusyawaratan Desa Kaliasri, Eko Joyo juga mengatakan kalau Gaguk tidak mengambil gajinya selama satu periode menjabat sebagai kepala desa atau enam tahun. Hak gaji dan tanah bengkok disalurkan untuk perbaikan fasilitas publik di Desa Kaliasri,” jelasnya.

Menurut Eko, aset-aset milik desa mendapat perhatian sehingga kondisinya menjadi lebih baik. Aset-aset desa tersebut seperti pemugaran area makam yang dipasang pagar sepanjang jalan.

Lalu pengembangan desa wisata melalui aset waduk. Selain aset desa, Gaguk juga dikenal ringan tangan membantu kemakmuran tempat ibadah.

Tempat ibadah, rata-rata uang pribadi. Memang bengkok dan gajinya untuk membangun aset desa, untuk membuat pagar kuburan sepanjang jalan.

pembangunan jembatan, Dan jalan serta pengembangan desa wisata. Jadi ketika orangnya mau mundur, masyarakat mendesak agar maju kembali,” ujarnya.

Kehadiran tempat wisata di Desa Kaliasri sejak 2020 telah meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.

Eko mengatakan, banyak warga yang mulai membuka usaha di tengah banyaknya kunjungan wisatawan yang datang. Sejumlah pemuda juga dilibatkan di tempat wisata tersebut sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.

Dengan adanya tempat wisata membuat pengangguran berkurang, ekonomi masyarakat juga meningkat karena bisa membuka usaha kuliner. Embung dibangun lagi sehingga wisatawan datang untuk naik perahu dan bisa mancing,” jelasnya.

Saat ditemui, Gaguk mengaku tidak memiliki media sosial seperti Instagram atau Twitter.
Ia tidak mengetahui bahwa dirinya sedang viral dan banyak dibicarakan oleh netizen,”paparnya.

Selama ini orang-orang terdekat yang memberikan informasi tentang dirinya di media sosial. Bagi Gaguk, hidup mengalir saja. Ia mengatakan tidak memiliki visi dan misi dalam kehidupan. Dan tidak terlalu banyak berharap. Semuanya dilakukan dengan apa adanya.

“Kalau saya ini, mengalir saja. Kalau tanya kebijakan saya, tanya warga saya saja,” ujarnya kembali menegaskan tidak ingin berbicara tentang jabatan yang pernah ia emban.

Contoh kehidupan yang mengalir itu diceritakan oleh Gaguk berdasarkan pengalaman hidupnya sendiri.

Saat masih bujangan, Gaguk mengaku pernah berjualan bakso di daerah Kecamatan Kriyan, Kabupaten Sidoarjo. Ia berjualan bakso selama setahun di sana.

Setelah berjualan bakso, ia mengadu nasib ke Arab Saudi sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Di sana, ia bekerja sebagai buruh sopir selama tiga tahun. Selepas dari Arab Saudi, Gaguk pulang ke Indonesia dan menikah pada 1993.

Tidak lama setelah menikah, ia melanjutkan petualangan ke Pulau Kalimantan. Ia berada di sana selama enam tahun. Selama itu pula ia bekerja sebagai tukang tambal ban.

Setelah sekian lama, ternyata rizki saya ada di tanah kelahiran di Desa Kaliasri.
Pulang ke kampung halaman setelah sekian lama merantau, saya melanjutkan usaha orangtua sebagai petani tebu. Perlahan namun pasti, usaha saya mulai menuai buah manis,” imbuhnya.

“Saya hidup ingin satu saja, bermanfaat bagi yang lain. Itu saja. Apa gunanya memasang casing, lebih baik kan natural luar dan dalam,” pungkasnya. (Hanna/IPN)

Halaman ini telah dilihat: 314 kali
Mari berbagi:

Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *