SEMARANG (iPOLICENews) – Masyarakat Jawa masih banyak yang bertanya-tanya tentang kisah mistis bernama Lampor. Konon Lampor menyerupai keranda yang terbang hingga membuat geger masyarakat.
Apa sebenarnya Lampor itu? Lampor adalah sebuah mitos kisah mistis dari Jawa yang digambarkan sebagai penampakan keranda terbang sendiri. Kejadian tersebut biasanya terlihat di malam hari.
Konon katanya, ada makhluk tak kasat mata yang membawa keranda tersebut untuk lalu lalang di sebuah lokasi.
Menurut informasinya, mereka yang keluar malam hari dan melihat lampor tersebut akan hilang tak kembali. Andaikan bisa kembali mereka tak akan jadi orang yang sama lagi seperti sebelumnya, alias menjadi gila.
Namun ada pula mitos lain yang menyebut jika lampor adalah salah satu anggota pasukan gaib dari Nyi Roro Kidul, yang mana keranda tersebut diterbangkan oleh angin dari Laut Selatan hingga akhirnya terbang melewati daerah-daerah tertentu.
Lampor juga dipercaya bisa membawa malapetaka dalam bentuk wabah penyakit hingga kematian massal kepada para penduduk suatu daerah, atau desa yang dilewatinya.
Bahkan sebagian orang memegang kepercayaan jika ada satu cara yang bisa diterapkan untuk mengusir lampor dari kampung atau desanya, yakni dengan cara beramai-ramai membunyikan kentongan sehingga menimbulkan suara berisik.
Untuk menguak mitos kisah Lampor, Semarangker mencoba menjelajah di sebuah gedung mangkrak bekas pabrik gula. Diketahui, bangunan bekas pabrik gula yang sudah berhenti beroperasi sejak tahun 70 an itu konon dihuni Lampor.
Ketua Semarangker, Pamuji Yuono mengatakan, dirinya bersama tim suatu malam menjelajahi gedung bekas pabrik gula yang dihuni Lampor tersebut. “Di sini informasinya dihuni Lampor yang wujudnya sosok tinggi besar tanpa lutut,” kata Pamuji, Senin (7/2/2022).
“Di sini mitos pantangannya tidak boleh memukul-mukul apa saja yang membuat gaduh. Jika ada yang berani membuat gaduh maka Lampor akan keluar dan mencelakai orang tersebut,” ujar Pamuji.
Namun seperti biasa, Semarangker akan selalu melanggar mitos pantangannya, selama tidak melanggar norma-norma yang ada, dan sudah mendapat ijin dari juru kunci ataupun penjaga tempat tersebut.
“Saat kita memukul-mukul benda di dalam gedung itu, tiba-tiba terdengar suara seperti benda jatuh. Ada pula suara benda bergeser,” ujar Pamuji.
Bukan hanya itu, saat Pamuji mengelilingi gedung yang hampir rapuh itu, dia banyak menjumpai fenomena suara-suara yang membuat bulu kuduknya merinding. “Di sini banyak fenomena suara gaduh, ada juga suara perempuan antata tertawa dan menangis, juga bau melati,” ungkapnya.
“Yang tak kalah seremnya lagi, ada suara orang bersiul dan suara langkah seperti kaki ditekan keras ke lantai. Ada juga suara pintu gerbang ditarik, dan suara dahan yang patah,” tambah Pamuji.
Dengan banyaknya fenomena yang terjadi di bangunan bekas pabrik gula itu Pamuji menyikapinya dengan smart n wise (cerdas dan bijak). “Gaib itu memang ada, namun kita harus menyikapinya dengan smart n wise (cerdas dan bijak),” ucapnya.
“Apapun agamamu, hanya kepada Tuhan yang Maha Esa kita percaya, dan hanya KepadaNya kita menyembah,” pungkas dia. (Nn)