Dampak Bendung Notog 2016 Tergerus Banjir Ratusan Hektar Sawah Kekeringan Di Kalinusu Brebes

BREBES (iPOLICENews) – Dampak Bendung Notog yang berlokasi di Desa Kalisumur Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Jawa Tengah sejak tahun 2016 lalu rusak Tergerus banjir sungai Keruh, ratusan hektar sawah di Desa Kalinusu mengalami kekeringan tidak dapat menanam padi.

‎Bendung Notog Sungai Keruh yang mengairi lahan pertanian sekitar 250 hektar di wilayah itu Desa Kalinusu Kecamatan Bumiayu yang di bangun sekitar tahun1990 melalui proyek Irigasi Kecil ( PIK ).Nemun kondisinya saat ini rusak parah belum mendapat perhatian serius dari pemerintah.

‎‎Bendung yang membentang diatas sungai Keruh memiliki panjang sekitar 80 meter dan terhubung dengan saluran PIK sepanjang 7 kilometer kelahan sawah wilayah Desa Kalinusu.

‎Kerusakan itu diduga akibat kurangnya perhatian dari pihak yang berkompeten dan imbas maraknya galian C yang berada di atas dan bawah bendung,sehingga akibatkan erosi bendung tergerus banjir.

‎Plt.Kepala UPT Pemali Hulu, Muhammad.Fatoni ST menegaskan, galian pasir dan Batu yang berada di atas dan bawah Bendung Notog Sungai Keruh sangat berpengaruh pada erosi.

‎”Mangkraknya Bendung Notog yang tergerus banjir pada 2016 lalu, dimana dimungkinkan akibat aktivitas galian pasir yang berada di atas dan bawah bendung notog, sehingga terjadi erosi,” beber Fatoni Senin (29/9).

Ia ungkapkan‎, Bendung Notog tersebut sudah dua kali di survey, pada tahun 2017 dan tahun 2023, tapi hingga saat ini belum ada tindakan perbaikan.

‎Aang Khunaefi seorang petani warga sekitar menuturkan masyarakat sudah beberapa kali menyuarakan namun hingga saat ini belum ada perhatian.

‎“Bendung Notog sudah tidak bisa difungsikan sejak 2016. Akibatnya saluran irigasi yang mengairi sawah sekitar tidak lagi menanam padi” ujar Aang, Minggu (28/9).

‎“Bendung ini menjadi sumber air utama bagi petani. Jika kondisi ini dibiarkan, bukan hanya petani yang dirugikan, tetapi juga ketahanan pangan di daerah ini bisa terancam,” tambahnya.

‎Masyarakat setempat berharap pemerintah segera turun tangan melakukan rehabilitasi bendungan.

‎Perbaikan infrastruktur pengairan ini menurut mereka sangat mendesak demi menjaga produktivitas pertanian sekaligus memastikan kebutuhan vital ribuan warga yang menggantungkan hidup dari sektor pertanian.‎“Kami sudah lama berharap ada perbaikan. Air dari bendungan ini adalah urat nadi bagi sawah kami,” kata seorang petani lain.( Alex/IPN ).

Halaman ini telah dilihat: 29 kali
Mari berbagi:

Berita Lainnya

This Post Has One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *