BUMIAYU (POLICENews) – Bekal lobi dan mencari informasi di daerah lain Fitriyani S.Sos Kepala Desa (Kades) Karang Pari Kecamatan Bantarkawung, Brebes. Berupaya agar Bumdes Berdikari berkembang maju, salah satunya yakni dengan budidaya Talas Beneng dengan tujuan untuk mensejahterakan warganya.
Hingga Saat ini Bumdes Berdikari di desanya sudah mengelola Bank Sampah, penjualan ATK dan jasa fotocopy yang di kelola oleh pemuda dan hasilnya tahun ini terdapat saldo bersih sekitar Rp 17 juta. Bumdes Mandiri di desa Karang Pari berdiri sejak 2017, hingga saat ini Fitriyani masih mencari terobosan bagimana agar ke depan Bumdes bisa berkembang dan membantu warga Desa Karang Pari.
Fitriyani S.Sos sebelum menjabat sebagai Kepala desa Karang Pari merupakan Bidan Desa,masa bakti akan berakhir, namun obsesi mensejahterakan warga belum sesuai harapan, melalui Bumdes Berdikari dirinya membudidayakan Talas Beneng yang juga menjadi salah satu komoditas yang diperhitungkan di wilayah Pandeglang Banten.
Dilansir dari www.litbang.pertanian.go.id, talas beneng merupakan singkatan dari besar dan koneng (kuning dalam bahasa Indonesia). Hal tersebut terlihat dari ukurannya yang di atas rata-rata talas pada umumnya, yaitu 120 cm, bobot 42 kg dan ukuran lingkar luar batang mencapai 50 cm. Talas Beneng bisa diolah menjadi beragam makanan dengan cara pengolahan menjadi beragam varian makanan seperti brownies, bakpao dan kue kering melalui cara memasak yang masih konvensional (dikukus dan digoreng).
Namun, banyak juga dari kalangan masyarakat yang mengelolanya menjadi tepung dan selanjutnya dikirim ke industri-industri makanan sebagai bahan campurannya. Di jelaskan Fitiyani, saat ini Talas Beneng kebanggaan masyarakat Kabupaten Pandeglang tersebut telah tembus hingga ke pangsa pasar mancanegara, talas yang memiliki warna kuning mencolok tersebut bahkan telah tembus hingga Belanda dan Australia.
Harapan Kades, budidaya Talas Beneng di desa Karang Pari di lahan seluas 2 hektar dengan di tanam 20 ribu bibit Talas Beneng dan 2000 bibit Talas Merah pada bulan Maret 2021 dan saat ini ketinggian pohon itu.sudah mengapa 20 hingga 60 cm, Bumdes
menjadikan pelopor dengan harapan warga bisa ikut serta budi daya apa yang di lakukan Bumdes yang di lakukan pemuda sebagai pengelola.
Fitritani menjeaskan jika Talas Beneng bisa dijadikan produk tembakau, selain dalam bentuk tepung untuk kebutuhan kosmetik hingga panganan. Daunnya pun cukup digemari di Australia, bahkan masyarakat di negara kanguru tersebut menjadikan daun talas sebagai pengganti tembakau untuk rokok.
“Kalau bubur dari umbi talas beneng itu untuk kosmetik, makanan dan lainnya. Itu yang ke Belanda, kalau ke Australia itu daun talasnya, katanya untuk (pengganti) tembakau.” katanya.
Dari berbagai informasi talas Benteng sudah berkembang di berbagai kabupaten di jawa barat,dengan pemeliharaan yang ringan bisa menghasilkan rejeki.Motivasi Kades budidaya Talas Beneng warga bisa mendapatkan nilai tambah dan memanfaatkan lahan tanah kosong di pedesaan. (AL).