JAKARTA (iPOLICENews) – Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno, memperkenalkan sejumlah model motor di bawah merek Kanzen, termasuk Scudetto, Taurus, Taurus Ultima, Pesona, dan Kelena. Kanzen bahkan menjadi satu-satunya merek motor Indonesia yang bergabung dalam Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Namun, kejayaan Kanzen mulai redup sejak tahun 2011. Dalam kurun waktu tersebut, penjualan turun drastis dari 1.890 unit menjadi hanya 382 unit, mengakibatkan penutupan merek ini karena kalah bersaing dengan merek Tiongkok.
Pada tahun 2004, penjualan motor Kanzen mencapai puncaknya, dengan 2.500 hingga 3.000 unit per bulan. Pada tahun 2005, target penjualan ditingkatkan menjadi 4 hingga 5 ribu unit per bulan, namun momentum positif ini tidak berlanjut.
Meskipun sempat mencoba mengikuti tren teknologi dengan meluncurkan motor hybrid pada 2008, berbasis pada model Taurus Ultima, Kanzen tidak dapat bersaing dengan merek Tiongkok. Motor hybrid ini menggunakan gas LPG dan memiliki jangkauan hingga 250 kilometer, namun kesulitan ketersediaan SPBU gas di Jakarta menjadi kendala. Kendaraan ini hanya berupa prototipe dan tidak resmi dipasarkan.
Sebelum akhirnya gulung tikar pada tahun 2009, Kanzen meluncurkan model terakhirnya, Auriga. Meskipun mencoba hadir kembali bersama Esemka pada 2012, upaya tersebut tidak dapat mengembalikan pamor Kanzen di pasar Indonesia.
Merek Kanzen, yang dulunya menggebrak industri sepeda motor Indonesia, kini hanya tinggal kenangan, menjadi sejarah singkat yang mencerminkan dinamika industri kendaraan bermotor di Tanah Air. (TMP/RS/IPN)